“Lebaran
tahun lalu, wanita ini merangkul pundakku”
“Lebaran tahun lalu, wanita ini masih
melangkah satu arah
dengan langkahku, tepat di sampingku”
pada dasarnya semua ibu merupakan batas logika bagi setiap
anakanya, maka anak mana yang tidak merasakan sedih ketika ibu tercinta meninggalkannya.
Ibu adalah nada cinta yang abadi, karena darinya kita belajar hidup dan
bernafas dengan pembelajaran ulung yang tidak akan pernah bisa ditiru oleh guru
sehebat apapun. Semua orang tau semenjak dalam kandungan Allah telah menunjukan
betapa seorang ibu sangat luar biasa, dengan rasa sabar di setiap hari ibu
mengelus janin yang ada di rahim garbanya hingga sembilan bulan dia terus
menjadi tarikan nafas bagi makhluk baru yang akan lahir sebagai anaknya.
Tulisan ini sebenarnya sudah ada sejak hari lebaran lalu, tapi
entahlah aku tidak mempunyai banyak keberanian untuk memposting tulisan ini.
Tidak ada maksud lain dari tulisan ini, hanya ingin siapa saja yang membaca
tulisan ini ikut mendoakan sosok ibu yang aku ceritakan di sini.
Ibu dalam tulisan ini adalah wanita paling kuat yang aku kenal
setelah ibuku. Bagaimana tidak? Senyum manis menghiasi separuh hidupnya yang penuh
rasa syukur dan tidak menyimpan rasa sesal kepada tuhan. jika siapa saja
pembaca tulisan ini menjadi bagian dari keluarganya, tentu tidak akan menyesal.
Karena padanya-lah Allah banyak menanamkan pelajaran bagi orang-orang di
sekelilingnya. Tentang syukur yang tidak boleh sedikitpun lebur di setiap
langkah yang kita jejaki. Meski jalan yang kita tempuh sakit dan membuat kita
terasa cepat ingin menyerah pada jalan buntu yang di sebut kematian.
Kanker dinding rahim merupakan jenis umum kanker yang menyerang
pada bagian organ tubuh paling berharga bagi seorang wanita, dimana kanker
ganas sel pada lapisan rahim ditemukan.
Rahim adalah rongga berbentuk buah pir dimana seorang anak dapat berkembang.
Jarum suntik, obat-obatan, operasi, bahkan kemo terapi telah
menjadi hal rutin yang harus di jalani dan melekat pada separuh hidupnya.
Begitulah sekiranya penjelasan yang aku ketahui tentang kanker dinding rahim.
Kenyataan terasa seribu langkah lebih pahit dari arti kanker dinding rahim.
Kanker yang tertanam 21 tahun yang lalu, tepatnya satu tahun
sebelum kelahiranku. Telah menjadikan kesabarannya meluas bening terhampar
masuk dan berdenyar pada hidupnya yang membuat aku belajar banyak tentang rasa
syukur.
“Lebaran tahun lalu, wanita ini masih merangkul pundakku”
“Lebaran tahun lalu, wanita ini masih melangkah satu arah
dengan langkahku,
tepat di sampingku”
ini adalah tentang wanita yang lebaran tahun lalu berjalan tanpa
melepaskan tangannya diatas pundakku. Wanita ini memiliki rasa sabar yang
terlihat seperti tidak ada batasnya dan tidak sedikitpun hancur dengan keadaan dan berjalan
dengan senyum seolah tidak sedikitpun memiliki beban rasa sakit. Juga tentang
wanita yang tidak pernah meninggalkan shalatnya meski dalam keadaan yang jika di bayangkan saja, seolah mengiris-ngiris
rasa sakit pada tubuhku.
Dua hari menjelang sebelum gema takbir berkumandang menyentuh
langit hingga robek dan kemudian mengeluarkan keindahan di dalamnya berupa
cahaya bintang yang tidak ada seorang manusiapun yang mampu menghitungnya, maka
pada dua hari terakhir menikmati sisa bulan ramadhan wanita ini menghembuskan
nikmat hidupnya yang terahir kali, Mengakhiri rasa lelahnya dengan semua ujian
yang allah berikan.
Dia mampu, maka allah memilih dia untuk merasakan ujian ini. Karena
allah tidak akan memberikan ujian melebihi batas mampu dan kesanggupan
hambanya. Ku ucapkan sekali lagi, dia mampu maka allah memilih wanita ini,
bukan orang lain.
Dari kepergian wanita ini, terdapat begitu banyak hikmah. Bahwa
kematian adalah sesuatu yang bisa datang kapanpun, ketika kita sakit, maupun
sehat dan betapa Allah menyayangi hambanya dengan cara yang berbeda-beda, “Dia
di sayangi Allah dengan ujian yang belum tentu wanita lain dapat tegar
menghadapinya”. Aku masih ingat dan sedih, tapi kesedihan karena kehilangan
orang di sekeliling kita sangatlah manusiawi, yang tidak boleh yaitu terus
terpuruk dalam kesedihan yang panjang dan berlarut-larut. Pada hari lebaran di
tahun ini aku masih merasakan tangannya melekat pada pundakku dalam langkahnya
ketika bersilaturahmi pada sanak saudara. Tapi itu hanya perasaan saja,
kenyataannya kini wanita itu telah mendahuluiku untuk lebaran di tempat yang
lebih menakjubkan dan menghempaskan semua rasa sakitnya pada rindu yang halus
di syurga sana. Syurga yang memiliki rahasia cinta sebagai jawaban bahwa dia
mampu bersabar dan menerima ujian, dari Tuhan-Nya yang maha pengasih dari
segala kasih dan maha penyayang tambatan sayang.
Allahummagfirlahaa warhamhaa wa’aafihaawa’fua’nhaa...............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar